Posts

Homo Digitalis (2): Transaksi Digital

Image
Sejak manusia menciptakan alat tukar sebagai suatu jawaban atas masalah dalam menghadapi kelangkaan atas kebutuhan-kebutuhan materinya, manusia menjadi memiliki tujuan dalam eksistensinya. Manusia dalam segala aktivitas kehidupannya menjadi dikuantifikasi dalam ukuran moneter. Manusia ekonomi ( homo economicus ) mendasarkan kemenyeluruhan aspek kehidupannya hanya dalam rangka menutup jurang antara realitas sesungguhnya dan realitas persepsiannya, yaitu semata-mata dalam rerangka nalar rasional terkait perkara ekonomi, dengan kata lain Ia menghendaki untuk menyelesaikan perkara-perkara kelangkaan pada dirinya sendiri. Leviathan karya Thomas Hobbes, negara adalah merupakan kumpulan hak dari setiap atom-atom yang bermukim di suatu wilayah tertentu, Sumber gambar:  https://steemitimages.com/ Ketika era digital lahir, maka manusia semakin mampu mengisolasi dirinya untuk pertukaran semata, segala sesuatunya direduksi dalam logika biner, yang disimbolkan dalam 1 dan 0, ada dan t...

Masih Pentingkah Mengejar Pendidikan hingga Jenjang Doktoral?

Image
Apakah aku harus menempuh sekolah lagi? Masih perlukah aku memenuhi sebuah janji diri? Masih mampukah aku melakukan sebuah pekerjaan yang mungkin saja itu tidak berarti? Bagaimana jika aku gagal lagi? Untuk apakah kulakukan ini semua? Entahlah… Feodalisme dalam industri pendidikan demi mencetak struktur berpikir yang seragam. Sumber gambar: alexmorellon.deviantart.com Pertanyaan diatas adalah hasil  overthingking saya atas pertanyaan seorang kawan yang mengingatkanku untuk terus melanjutkan ke Akademia hingga jenjang tertinggi, yaitu tempat dimana para filsuf dibimbing dan diberikan cara hidup dengan disiplin ketat. Itu semua adalah pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa kuhentikan. Lalu lalang dan serba lansir di dalam benakku. Yah hidup yang sudah di siang bolong ini dan masih menjadi gelandangan memang tidak mudah untuk dijalani. Yah jika sudah seperti ini, masih perlukah kata-kata sakti motivasi? Sepertinya ‘ya’ namun memang sayanya saja yang kelewat bebal, jadin...