Posts

Showing posts from May, 2016

Imaji-imaji Relasi menurut Carol Gilligan (1)

Dalam keseharian kita, sering kali kita tidak pernah memikirkan, mengapa aku jatuh Cinta dengan Ia. Sering kali bahwa Cinta di pahami sebagai letupan-letupan emosi, ekspresi-ekspresi jiwa, yang tidak pernah cukup untuk didefinisikan, dirumuskan, atau bahkan diukur. Namun mungkinkah Cinta ada tanpa adanya relasi? Manakah yang tepat, cinta mendahului relasi, atau relasi mendahului Cinta? Tentu saja untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu membahas apa-apa saja dari keduanya? Sungguh sulit bagi saya yang tidak pernah mengenyam bangku kuliah di Fakultas Filsafat, untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun saya ingin mencoba berangkat dari rerangka pikir Romo Magniz yang membahas etika kepedulian, etika, etika laki-laki (Magnis-Suseno 2005, 236) , yang menggunakan kritik Carol Gilligan atas etika Kantian dalam rerangka etika Kohlberg. Tuduhan yang dilangsungkan Gilligan bak bom bagi etika keadilan, yang menjadikannya berbeda dari etika-etika feminis yang telah dipublikasikan pada masa i

Manusia dan Cinta

Image
Sumber gambar:  http://www.loopedblog.com/wp-content/uploads/2012/02/love-is-dead.jpg Manusia, Cinta dan Tuhan setali tiga uang sama dengan Misteri. Tidak pernah seorang pun yang mampu mendefinisikan Cinta, ia hanya mampu diekspresikan, apakah ia hidup ataukah dia mati, tidak pernah seorang pun yang tahu. Banyak orang bilang bahwa Cinta bukan berada di ranah logika, Cinta itu pakai rasa, pakai hati. Cinta pun juga sering dituding sebagai penyebab berbagai masalah, dari kebodohan laki-laki, misal ungkapan-ungkapan seperti “Kok, mau sih lo digituin sama Cewek lo? Lo tuh cuma dijadiin pasar Swalayannya aja!” atau pengorbanan dan siksa batin perempuan “Aku tidak bisa hidup tanpanya, aku sudah memberikan segalanya buat dia, tapi kok dia tega serong dan dia pun memukuli aku, dia selalu kasar... [sambil larut dalam isak tangis di tengah curhatannya]”. Cinta itu mengandung unsur drama, Cinta itu membuat orang menjadi lembek, namun karena Cinta, manusia sanggup melampaui j