Posts

Showing posts from April, 2012
Berita buruk lebih cepat tersebar daripada berita baik, terlebih lagi hal yang buruk cenderung lebih teringat di pikiran manusia ketimbang hal yang baik. Dunia marketing menyarankan agar perusahaan membela mereknya dari sentimen negatif yang muncul akibat munculnya berita buruk yang beredar di pasar. Namun penelitian Jonah Berger, seorang asisten profesor di University of Pennsylvania's Wharton School of Business, menyatakan hal yang berbeda. Simak tulisannya yang saya salin kembali dalam blog ini. Semoga memberikan pemahaman baru mengenai berita buruk.  Bad Reviews Can Boost Sales. Here’s Why (Jonah Berger-Harvard Business Review March 2012 p.28) Its time-honored adage: There’s no such thing such as bad publicity. Yet studies have consistently shown that negative news hurts sales. Bad publicity about Tom Cruise is thought to have cost the 2006 movie Missioned in the Impossible III $100 million in ticket sales, to cite just one example. Every so often, though, except

Tujuan Penelitian

Dari posting saya sebelumnya (lihat: penelitian ilmu sosial ), kita bisa mengetahui bahwa penelitian ilmu sosial dapat dibagi dalam beberapa dimensi. Tulisan kali ini akan membahas penelitian sosial ditinjau dari dimensi tujuannya, yaitu paling tidak dapat dibagi menjadi tiga jenis yang meliputi, penelitian exploratori, penelitian deskriptif, dan penelitian explanatori. Penelitian Eksploratori Penelitian Deskriptif Penelitian Eksplanatori Awam dengan fakta-fakta dasar, setting, dan perhatiannya Memberikan sebuah gambaran yang mendetil dan sangat akurat Menguji prediksi-prediksi atau prinsip-prinsip pada teori Menciptakan suatu gambar mental yang umum dari kondisi-kondisi tertentu Menemukan data baru yang bertentangan dengan data lama Membedah dan memperkaya penjelasan-penjelasan pada teori Memformulasikan dan fokus pada pertanyaan-pertanyaan pada penelitian selanjutnya. Menciptakan seperangkat j

Triangulasi (Metode Campuran)

Image
Setelah mengetahui dua studi besar dalam penelitian sosial , tulisan kali ini mengupas mengenai metode campuran (mixed method) atau yang disebut juga sebagai triangulasi (triangulation) . Ide triangulasi berawal dari kritik terhadap pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif yang terlalu kaku selalu berhubungan dengan angka dan hubungan sebab akibat dan penelitian kualitatif yang mengungkap permasalahan berdasarkan konteksnya saja melahirkan metode yang menjembatani dua kelemahan ini.  Inspirasi metode triangulasi pada ilmu sosial adalah dari membandingkan dari dua sudut pandang yang berbeda terhadap suatu objek penelitian. Sumber gambar: en.wiktionary.org Triangulasi ide awalnya adalah menggabungkan dua kekuatan besar pendekatan penelitian. Secara epitemologis, terdapat dua kutub ekstrim paradigma, yaitu positivisme yang ingin selalu menjauh dari objeknya, dengan melahirkan segala metode kuantifikasinya, dan di kutub ekstrimnya adalah selalu ingin mende

Studi Kualitatif

Image
Ulasan Singkat Berangkat dari argumen bahwa tidak semua yang ada di dunia ini dapat dihitung, studi kualitatif memberikan alternatif lain untuk memahami hal-hal yang ada pada di dunia. Studi kualitatif memiliki cara pengukuran yang berbeda, bahwa peran peneliti menjadi yang utama. Karena peneliti kualitatif menjadi instrumen dalam penelitian ini. Kedekatan dengan objek justru menjadi kekuatan pendekatan kualitatif (walau ini juga menjadi kritik utama dari pesaingnya yaitu studi kuantitatif). Pendekatan kualitatif bercirikan antara lain, mengkonstruksikan realita sosial dan makna-makna budaya, berfokus pada proses atau kejadian interaktif, otentisitas merupakan keunggulan, nilai-nilai hadir dan terkandung di dalamnya, teori dan data melebur jadi satu, dibatasi oleh situasi, sedikit kasus atau subyeknya, analisisnya bersifat tematik, dan peneliti ikut terlibat. Sumber:  https://conversionxl.com Mengenal Studi dengan Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif ini melihat d

Penelitian Ilmu Sosial

Image
Apa itu penelitian sosial? Tidak jarang dalam keseharian kita menjumpai penelitian, entah ketika membaca koran, menonton televisi, mendengarkan radio, atau ketika kita mengikuti diskusi. Penelitian hakikatnya merupakan salah satu jalan untuk mencari kebenaran atau jawaban dari pertanyaan. Dalam ranah sosial penelitian merupakan upaya dalam menjelaskan fenomena-fenomena atau hal-hal yang terjadi dalam ranah sosial. Dunia sosial muncul ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya yang seringkali sulit untuk dipahami keberadaannya.  Melalui penelitian sosial kita diajak untuk terlibat dalam proses yang mempelajari hal baru dalam dunia sosial. Dalam hal ini peneliti selaku fasilitator menggunakan cara yang kreatif, imaginatif, sistematis dan logis untuk mengkombinasikan teori-teori dan ide-ide dengan fakta-fakta yang ada. Tuntutan peneliti dalam mengungkap suatu permasalahan sosial adalah harus bisa mengkomunikasikan temuannya kepada khalayak secara jelas dan mudah

Teori dan Ideologi

Image
Dalam bahasa yunani teori (berasal dari kata theoria) berarti “merujuk kepada” atau “melihat pada” yang memiliki makna mengacu pada masa depan. Dalam ilmu sosial kita telah mengenal teori sosial, yaitu suatu system yang menghubungkan ide-ide yang mengkondensasi dan mengorganisasikan ilmu pengetahuan mengenai dunia sosial. Suatu teori akan disebut baik apabila mampu menyederhanakan hal-hal yang kompleks sehingga memudahkan ide tersebut untuk dimengerti. Dalam kesehariannya banyak orang mencampuradukan makna teori ilmu pengetahuan sosial dengan ideologi sosiopolitik. Memang pada kenyataannya terdapat kemiripan satu dengan yang lain. Baik teori maupun ideologi sama-sama memiliki seperangkat asumsi, sama-sama menjelaskan wujud dunia sosial, dan sama-sama menjelaskan bagaimana dan mengapa dunia sosial itu berubah. Keduanya pun menawarkan suatu sistem konsep atau ide, hubungan-hubungannya yaitu apa menyebabkan apa, serta keduanya memberikan sistem-sistem ide yang saling terhubung