Posts

Showing posts from August, 2017

Mengenal Perangkat Lunak SAS sebagai Alat Bantu Hitung Riset

Image
Bagi siapa saja yang pernah melakukan penelitian kuantitatif maka tidak jarang harus berurusan dengan statistika. Namun demikian, dewasa ini kita tidak perlu lagi bersusah payah untuk menghitungnya secara manual dengan bantuan kalkulator. Sudah cukup banyak perangkat lunak yang dapat memudahkan tugas kita sebagai peneliti, sebut saja seperti SPSS, E-Views, Stata, Mini-Tab, dan lain sebagainya. Akan tetapi jika berurusan dengan data yang maha besar , seperti riset pada struktur mikro pasar dengan data intraday misalnya, maka program-program tersebut sudah tidak mumpuni lagi untuk melakukan perhitungan secara cepat dan data mining . Tidak percaya? Silahkan perhatikan gambar di bawah ini, total observasi yang ada berjumlah 5.981.384 (hampir enam juta observasi) . Gambar tersebut dipindai dari jendela program SAS yang digunakan oleh penulis. Motivasi penulis disini hanya sekedar berbagi bagi siapa saja yang pernah mendengar mengenai SAS ataupun sedang berkutat dengan perangkat lunak

Struktur Mikro Pasar (1)

Image
Bagi para peneliti ekonomika keuangan tingkat lanjut barangkali nama struktur mikro pasar (market microstructure) tidaklah asing lagi. Hal yang begitu khas dari domain aliran ilmu keuangan ini adalah menggunakan data berfrekuensi tinggi dari pasar modal. Seringkali penelitian struktur mikro ini dilekatkan dengan teknik analisa data berjumlah besar (big data analysis) . Sebagai gambaran praktis, banyak teori-teori mikrostruktur diuji dengan menggunakan data intraharian (intraday) , yaitu data transaksi perdagangan saham tik per tik atau per transaksi itu diselesaikan/ terjadi di satu hari perdagangan. Banyaknya data ini sebagai gambaran yang lebih sederhana lagi bahwa perhitungan statistik dari data semacam ini biasanya sudah diluar kapasitas baris MS.EXCEL (catatan: untuk MS.EXCEL 2013 hanya memiliki matrix cell sebesar 1048576 baris x 16384 kolom), dan bahkan perangkat-perangkat lunak statistik yang umumnya dipakai seperti SPSS, Stata, E-Views, dan lain sebagainya sudah tidak mumpun

Membuat Tabel (Siap) Publikasi di Stata

Image
Sering kali dalam penulisan laporan ilmiah, kita perlu mengabungkan beberapa tabel hasil kalkulasi dari perangkat lunak statistik ke pengolah kata (word processor) seperti  Microsoft Word sebelum menjadi laporan. Alur kerja yang biasa digunakan sebagai mahasiswa pada umumnya adalah dengan memindahkan tabel keluaran dari software statistik ke Microsoft Excel satu persatu dan melakukan formatting secara manual. Setelah itu, tabel yang sudah digabung tadi dipindahkan ke Microsoft Word, formatting lagi,  dan baru siap untuk dilaporkan . Nah, bagaimana jika ada lebih dari 30 output yang harus kita satukan untuk bisa menjadi seperti ini? Sumber: De Jong, A., Kabir, R., & Nguyen, T. T. (‎2008, page 34-36) Pada kesempatan ini, kita akan membahas cara singkat untuk mempermudah proses kerja tersebut dengan menggunakan fungsi tambahan  outreg2   pada STATA. Fungsi in merupakan hasil dari buatan pengguna (user-written), sehingga terlebih dahulu kita perlu meng- install   outr

Relativisme dan Upaya Jalan Tengah Mencari Universalisme

Image
“ Siapakah yang sebetulnya memiliki pola berpikir yang serba porno? Apakah ini menjadikan gejala baru sebuah pornokrasi, yaitu apasaja dengan bantuan kekuasaan akan dibuat menjadi porno? ” Tersebut ialah suatu pertanyaan reflektif yang diajukan pada telaah kasus karya seni yang dibungkam (baca: demo-pornokrasi ). Namun dalam keseharian kita yang hidup di era dimana kapitalisme berkuasa dengan berbagai rayuan produk-produk pemuas hasratnya telah melahirkan problematika pornografi. Pertanyaan diatas mengarahkan pada suatu tudingan secara ad hominem yaitu menuduh langsung kepada orangnya dan sekaligus memiliki tuduhan adanya pola-pola kekeliruan ad baculum . Tentu saja pertanyaan tersebut ingin menimbang lebih jauh apa-apa yang dikategorikan secara porno dalam konteks subjektivisme dan relativisme. Daya tawar pertanyaan tersebut meminta ruang negosiasi terkait dengan definisi pornografi itu sendiri untuk berdialog secara terbuka, apalagi kaitannya ini dengan kehadiran figur telanjang di