Posts

Showing posts from 2017

Benediktus dari Spinoza: Biografi Singkat*

Image
Benediktus dari Spinoza, lahir dengan nama Baruch Spinoza (atau Benedito “Bento” de Espinosa [i] ) seorang keturunan Portugis yang tinggal dan hidup. Ia lahir pada tanggal 24 November 1632 di kota Amsterdam, negeri Belanda dan disana ia dibesarkan oleh keluarga imigran keturunan Portugis-Yahudi. Bento adalah anak kedua dari pasangan Miguel de Espinoza dan Hannah ‘Ana’ Débora Senior. Ana adalah istri kedua dari Miguel. Ayahnya meskipun bukan kaum kaya raya, ia adalah seorang pedagang yang sukses. Semasa hidupnya ini, Spinoza banyak momen kehilangan orang-orang didekatnya. Ibunya tidak berumur panjang. Ia meninggal dunia ketika Bento masih berumur 5 tahun (1638). Sebelas tahun kemudian, ketika Bento berumur 17 tahun (ca.1649) lagi-lagi ia harus kehilangan kakak tertuanya, Isaac, dan sehingga ia harus menggantikan posisinya di dalam bisnis keluarga. Pekerjaan ini memaksa Bento untuk mengalami putus sekolah. Enam tahun berselang Ia pun lagi-lagi juga harus kembali kehilangan Ayahnya, yang

Refleksi antara Rasio dan Iman: melawan keterkungkungan nalar dalam keyakinan membuta

Image
Tergelitik rasa hati dengan membaca kicauan seorang mantan pemimpin redaksi majalah tempo dan juga budayawan di sosial medianya. Ya namanya juga pernah menjadi wartawan senior, ia tentu saja tahu caranya untuk menggoreng isu-isu. Ia mengunggah sebuah surat usulan suatu institusi pendidikan terkait dengan cara penerimaan mahasiswa baru (bisa dilihat disini: http://bit.ly/2hfESVG ). Kurang lebih kicauan itu hanya meminta konfirmasi menyoal usulan suatu fakultas itu, yang konon fakultas itu merupakan tempat paling prestisius yaitu ia menyandang gelar sebagai fakultas cabang ilmu sosial terbaik yang dimiliki bangsa ini. Isi surat itu secara ringkas adalah pernyataan usulan kesanggupan institusi tersebut untuk memberikan dukungan penerimaan mahasiswa baru dengan cara seleksi melalui kemampuan calon mahasiswa yang dilihat dari kemampuan menghafal kitab suci atau seni membaca kitab suci. Dalam surat itu pun tidak dieksplisitisasi menunjuk agama tertentu. Terkait dengan hal ini, netizen pun s

Eksistensi Individu dalam Bingkai Kolektivisme

Image
Pendahuluan Proyek menjadi diri sendiri secara konsekuensi akan mengakibatkan bahwa manusia akan mengupayakan untuk semakin mengenal dirinya, orientasi yang semakin mengakarkan manusia pada penghayatan akan kesehariannya, yaitu cara beradanya sendiri. Namun tidak dipungkiri, bahwa filsafat sebagai ilmu kritis yang mengupayakan berbagai macam pemaknaan tidak lepas dengan kebudayaan dan sejarah dari manusia. Hal ini pun tidak terkecuali bagi Indonesia yang dibangun dari masyarakat yang majemuk dengan nilai-nilai lokalnya, absorbsi budaya asingnya, dan berikut asimilasi serta akulturasinya. Makalah ini berangkat dari temuan faktual perihal indeks kecemasan dan kadar individualisme yang dikomparasikan antar negara pada masa kontemporer ini. Hofstede, Hofstede, & Minkov (2010) dalam bukunya Cultures and Organizations: software of the mind: intercultural cooperation and its importance for survival yang merupakan studi empiris multi-disiplin ilmu sosial telah mengkaji dan mempetakan ni