Posts

Showing posts from November, 2016

Membuat Telaah Kritis (6) : Karangan ilmiah dan alur berpikir induktif (kualitatif) atau deduktif (kuantitatif)

Image
Memeriksa sebuah karangan tentu saja menuntut keterampilan tersendiri. Menulis itu tidak mudah, jika ada yang bilang mudah, tentu saja si penulis itu sudah memiliki ketrampilan itu terlebih dahulu atau hanya memberikan alasan normatif yang bersifat motivasional. Namun untuk orang yang tidak terbiasa menulis, maka untuk menuangkan gagasan-gagasannya dalam bentuk tertulis akan menuntut sumberdaya pikiran si penulis yang tidak sedikit. Jerih payah si penulis ini akan sebanding dengan pengalamannya dalam mengolah pengetahuan. Artinya, semakin banyak membaca, memperkaya referensi, semakin mudah dalam menuangkannya dalam bentuk tulisan. Pengalaman penulis dalam hal ini adalah perihal menggunakan bahasa dalam menyampaikan gagasan itu lebih penting. Terutama penyampaian gagasan pada pembuatan telaah kritis. Dalam penyampaian gagasan pun, penulis sepakat dengan Rahardi (2009), yaitu hendaknya tetap berprinsip pada kejelasan (clarity) , ketepatan (accuracy) , dan keringkasan (brevity) .

Membuat Telaah Kritis (5) : Bepikir lurus

Melanjutkan tulisan sebelumnya yaitu “Membuat Telaah Kritis bag. 4: Memeriksa suatu Kritik” , sajian kali ini penulis akan lebih mendasarkan terlebih dahulu pada tata cara berpikir lurus, dan logika penalaran. Mengapa demikian? Dalam ranah ilmiah atau di dunia akademis, apapun bentuk tulisannya maka satu-satunya alat yang dimiliki manusia adalah “logika”. Dengan alasan itu pula apapun bentuk model pemikirannya, maka secara konsekuensi logika antroposentris, sepanjang lolos pemeriksaan hukum-hukum logika, maka secara normatif akan terhindar dari pelbagai kesalahan atau kesesatan berpikir. Apa itu berpikir lurus? Berpikir lurus itu bukan hal yang mudah, karena mengandung unsur habitus disana. Fenomenanya, banyak orang terjebak dengan cara berpikir yang itu-itu saja [1] , sibuk memutlakkan hasil penyimpulannya, percaya begitu saja dengan argumentasi-argumentasi yang sudah deterministik, dan menggunakannya untuk mempengaruhi orang lain agar sepakat dan sekaligus mengkonfirmasi bahwa pik