Posts

Showing posts from 2018

Kaleidoscope 2018

Image
Percayakah kamu bahwa sebuah sejarah akan berulang? Seberapa yakinkah kamu bahwa jalan hidup seseorang sudah digariskan oleh sebuah takdir, bahwa seberapa kuat dirimu mendayung kapalmu, toh akhirnya hanya tiba pada sebuah tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Suatu predestinasi dalam hidup, yang membawa kita mengalami suatu kejadian yang sama dan berulang. Oh, semesta apakah rencanamu atas hidupku? Semesta dan cinta, sumber gambar: www.express.co.uk Sudah dua tahun berlalu semenjak kapalku berlayar, namun hanya bisa terombang-ambing di tengah-tengah samudera ketidakpastian. Apa yang hendak diimpikan dan dibangun dua tahun lalu lambat laun akan sirna. Kapal yang tadinya dibangun bersama, dengan lunas yang besar dan tiang-tiang layar yang begitu tinggi, porak-poranda diterjang badai keserakahan dan kepongahan. Pun sekarang, masing-masing awaknya menyelamatkan diri dengan sekoci kecil pribadinya, meninggalkan seorang nahkoda durjana bersama kapal bobroknya. Tahun ini, pela

Homo Digitalis (4): Pengangguran, Jejaring dan Ekonomi Informal (bagian I)

Image
"Masih saja menganggur setelah lulus S2, ampun deh ngapain aja lo!" Membaca beberapa ulasan dari netizen dalam berbagai blog, menemukan isu yang menurut saya cukup mengena di diri saya pribadi. Sudah selesai program Master justru malah terjebak dalam zona pengangguran. Selamat datang! Saya ucapkan untuk para lulusan magister baru...  Lagi pundung akibat sulit diterima kerja, sumber:  drexel.edu )  Dunia pengangguran itu adalah dunia yang menyenangkan, selama anda mampu membatasi konsumsi, betah sendiri dan tahan menahan segala bentuk terpaan badai kenyinyiran, julid dan suudzon. Sejujurnya, menganggur itu adalah surga kecil yang hadir di dunia kapitalisme ini. Menganggur adalah setidaknya sebagai simbol anda sebagai manusia bebas. Ia menjadi oase bagi para budak-budak kaum kapitalis. Padang rumput hijau luas di luar kandang peternakan bagi sapi-sapi potong. Buah ranum manis hutan di luar area pertanian. Rasa gamang hati dan gentar peduli akibat anda menganggur itu

Homo Digitalis (3): ‘Pelipatgandaan’ Informasi dan Mikro Politik Keagamaan di Ruang Maya (bagian II)

Image
Dalam unggahan sebelumnya, penulis memaparkan masalah dan konsep terkait keberuangan subjek di ruang privat, publik dan maya [Lih. Homo Digitalis (3): ‘Pelipatgandaan’ Informasi dan Mikro Politik Keagamaan di Ruang Maya (bagian I) ]. Untuk ulasan selanjutnya, penulis akan memaparkan konsepsi akar rimpang untuk menjelaskan problem pelipatgandaan di ruang maya, dan keterkaitannya dengan kehidupan beragama. Jejaring Akar Rimpang dan ‘Pelipatgandaan’ di Ruang Maya Jika masalah ruang maya adalah ‘pelipatgandaan’ informasi yang berakibat pada tidak bertambahnya ruang baru dan keragaman, maka apakah hal ini mengacaukan momen dialektis para warga net dalam menciptakan Sittlichkeit ? Migrasi digital masyarakat warga menjadi warga net tidak begitu saja mejadikannya ‘bermukim’ total di ruang maya. Mereka hanya mengalami secara semiotik masalah ‘pelipatgandaan’ informasi ini, yang akan selalu tersublimasi dan termanifestasi dalam alam bawah sadar individu. Jika kesadaran manusia hanyalah has

Homo Digitalis (3): ‘Pelipatgandaan’ Informasi dan Mikro Politik Keagamaan di Ruang Maya (bagian I)

Image
Dunia digital adalah dunia yang sama sekali baru bagi manusia yang ingin bermukim. Keterhubungan antar manusia itu sendiri dan manusia dengan teknologi menjadikan munculnya kekisruhan yang sama sekali baru di era digital ini. Dalam relasi yang multi-dimensional ini, manusia lantas seolah selalu tertipu dengan persepsinya sendiri untuk mengapropriasi suatu kebenaran di dalam ruang maya ini. Perkembangan di dalam ruang maya ini sendiri menjadi tidak tentu arah, beragam masalah di dunia nyata pun muncul dengan latar belakang komunikasi. Sebut saja beragam kekisruhan politik suatu negara akibat suatu hal yang bergema di ruang publik digital, yang pada akhirnya gaung tersebut hadir di ruang nyata tanpa kendali, begitu besar dan mengejutkan hingga mampu menggulingkan tata politik yang berkuasa. Sebutlah, kontroversi terpilihnya Presiden Trump pada tahun 2016 yang lalu, atau pada tahun 2011 yaitu aksi kerusuhan di Mesir yang dipicu oleh beredarnya berita seorang pedagang kaki lima, yaitu Mo

Homo Digitalis (2): Transaksi Digital

Image
Sejak manusia menciptakan alat tukar sebagai suatu jawaban atas masalah dalam menghadapi kelangkaan atas kebutuhan-kebutuhan materinya, manusia menjadi memiliki tujuan dalam eksistensinya. Manusia dalam segala aktivitas kehidupannya menjadi dikuantifikasi dalam ukuran moneter. Manusia ekonomi ( homo economicus ) mendasarkan kemenyeluruhan aspek kehidupannya hanya dalam rangka menutup jurang antara realitas sesungguhnya dan realitas persepsiannya, yaitu semata-mata dalam rerangka nalar rasional terkait perkara ekonomi, dengan kata lain Ia menghendaki untuk menyelesaikan perkara-perkara kelangkaan pada dirinya sendiri. Leviathan karya Thomas Hobbes, negara adalah merupakan kumpulan hak dari setiap atom-atom yang bermukim di suatu wilayah tertentu, Sumber gambar:  https://steemitimages.com/ Ketika era digital lahir, maka manusia semakin mampu mengisolasi dirinya untuk pertukaran semata, segala sesuatunya direduksi dalam logika biner, yang disimbolkan dalam 1 dan 0, ada dan tidak