Kaleidoscope 2018

Percayakah kamu bahwa sebuah sejarah akan berulang? Seberapa yakinkah kamu bahwa jalan hidup seseorang sudah digariskan oleh sebuah takdir, bahwa seberapa kuat dirimu mendayung kapalmu, toh akhirnya hanya tiba pada sebuah tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Suatu predestinasi dalam hidup, yang membawa kita mengalami suatu kejadian yang sama dan berulang. Oh, semesta apakah rencanamu atas hidupku?

Semesta dan cinta, sumber gambar: www.express.co.uk
Sudah dua tahun berlalu semenjak kapalku berlayar, namun hanya bisa terombang-ambing di tengah-tengah samudera ketidakpastian. Apa yang hendak diimpikan dan dibangun dua tahun lalu lambat laun akan sirna. Kapal yang tadinya dibangun bersama, dengan lunas yang besar dan tiang-tiang layar yang begitu tinggi, porak-poranda diterjang badai keserakahan dan kepongahan. Pun sekarang, masing-masing awaknya menyelamatkan diri dengan sekoci kecil pribadinya, meninggalkan seorang nahkoda durjana bersama kapal bobroknya.

Tahun ini, pelayaranku berada di bawah teriknya tengah hari, dan pelayaran ini pun mulai menuju senja. Pesimisme pun mulai menghampiri, apakah mungkin aku berlayar sendirian dengan rakit ini? Harapan dan mimpi indah yang sebentar lagi hanya menjadi ilusi, mungkinkah aku kuat untuk tetap berperang sampai akhir? Mungkin ini hanyalah pesimisme yang datang dua tahunan, selalu saja aku menangkap adanya pola-pola yang sama. Mengapa semesta, seolah engkau begitu chaos-nya, mengapa engkau kehilangan keteraturanmu?

Banyak hal yang telah dikerjakan selama dua tahun ini. Mengubah perusahaan yang sakit dan mulai mendatangkan keuntungan, dan ia mulai mampu menyejahterakan orang-orang tak berdaya. Dua makalah penelitian juga telah kuselesaikan untuk bekal masa depan, meskipun masih terasa akan berulang dikandaskan kembali oleh orang terdekat sendiri. Pelajaran filsafat yang juga berhasil diselesaikan dan mulai terasa manfaatnya, dan lain sebagainya. Namun terlepas dari urusan-urusan material itu semua, yang terpenting bagiku adalah aku berani mengungkapkan rasa cinta, bahkan aku tidak ragu lagi untuk mengucapkan kepada dirinya. Meskipun sejujurnya, aku tidak pernah tahu pasti apakah cinta itu, tidak pernah final bagiku. Namun, entah dorongan ajaib apa yang membuatku kehilangan rasionalitasku kepadanya.

Semoga apapun atas segala rasa sakit dan kekhawatiran yang kurasakan selama dua tahun ini bisa dihapuskan oleh semesta. Semesta apakah ini memang rencanamu, mempertemukanku dengan dirinya? Apakah perjumpaan ini menjadi sebuah hukuman para dewa kepadaku, seperti Sisyphus yang menjalani keberulangan abadi? Apakah pengalaman ini akankah menjadikanku membawa das schwerste Gewicht dalam hidupku? Pun tapi, akan kau bawa kemana pula kami berdua? 
Oh.. semesta, mohon tunjukan jalan bagi pengembaraanku, seperti engkau yang sedari dulu setia membimbing para pelayar-pelayar di tengah kelamnya malam lautan luas.

Oh.. semesta, mohon berikan aku cinta, paling tidak biar bisa kuberikan untuk dirinya.

Oh.. semesta, yang kuharap darimu, kumohon engkau senantiasa mengasihinya, jangan biarkan ia sendiri larut dalam kesepian yang paling sepi. Pun, jikalau perjumpaan ini hanyalah sementara, kumohon berikanlah ia seseorang yang mampu menjadikan dirinya semestanya yang abadi..

Oh semesta, sang maha cinta, sayangilah dia dengan pancaran sinar wajahmu, seperti aku pun betapa menyayangimu semesta… Amor fati.

Selamat Tahun Baru 2019, Semoga kamu selalu menemukan cintamu... 

Comments

Popular posts from this blog

Tutorial: Mengunduh Data Keuangan Dari Yahoo! Finance

Membuat Tabel (Siap) Publikasi di Stata

Triangulasi (Metode Campuran)