Teori dan Ideologi



Dalam bahasa yunani teori (berasal dari kata theoria) berarti “merujuk kepada” atau “melihat pada” yang memiliki makna mengacu pada masa depan. Dalam ilmu sosial kita telah mengenal teori sosial, yaitu suatu system yang menghubungkan ide-ide yang mengkondensasi dan mengorganisasikan ilmu pengetahuan mengenai dunia sosial. Suatu teori akan disebut baik apabila mampu menyederhanakan hal-hal yang kompleks sehingga memudahkan ide tersebut untuk dimengerti.

Dalam kesehariannya banyak orang mencampuradukan makna teori ilmu pengetahuan sosial dengan ideologi sosiopolitik. Memang pada kenyataannya terdapat kemiripan satu dengan yang lain. Baik teori maupun ideologi sama-sama memiliki seperangkat asumsi, sama-sama menjelaskan wujud dunia sosial, dan sama-sama menjelaskan bagaimana dan mengapa dunia sosial itu berubah. Keduanya pun menawarkan suatu sistem konsep atau ide, hubungan-hubungannya yaitu apa menyebabkan apa, serta keduanya memberikan sistem-sistem ide yang saling terhubung satu dengan yang lain.

Akan tetapi sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Ideologi merupakan teori kuasi yang miskin akan kritik, asumsi-asumsi yang dimilikinya sudah jadi, kuat dan tidak bisa dibantah lagi. Sedangkan teori memiliki konsistensi logika, tidak kaku, masih dapat dipertanyakan, dinamis dan terbuka, dan ketika terjadi kontradiksi maka peneliti secara skeptis akan mencari penyelesaiannya. Peneliti tidak akan pernah menunjukan ideologinya kepada para penganutnya, akan tetapi peneliti dapat menguji suatu ilmu pengetahuan atau bagian darinya dan menunjukan benar atau salah.

Perbedaan Ideologi dengan Teori

Ideologi
Teori
Selalu menawarkan kepastian absolute
Tergantung kondisi, pemahaman-pemahamannya dapat dinegosiasikan
Memiliki semua jawaban
Belum selesai, dan belum pasti
Sudah jadi, tertutup dan selesai
Terus berkembang, terbuka, berkembang semakin jelas dan melebar.
Tertutup untuk pengujian,
Sangat terbuka terhadap pengujian, baik bukti positif maupun negative
Menutup mata akan bukti-bukti yang menentangnya
Berubah berdasarkan temuan baru atau bukti baru
Terkunci pada kepercayaan-kepercayaan moral tertentu
Terpisah dan tidak terhubung dari keberadaan moral
Terpisah-pisah jauh satu dengan yang lainnya
Netral dan mempertimbangkan seluruh perspektif yang ada
Memiliki kontradiksi dan ketidakkonsistenan
Sangat mencari kekonsistenan logika dan kongruensi
Mengakar pada posisi tertentu
Melintasi berbagai posisi sosial


Selanjutnya terkait teori, sila kunjungi Anasir-anasir pada Teori Ilmu-ilmu Sosial


Sumber Bacaan:

Neuman, W. L., (2001). Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approach (6thed.). Boston: Allyn and Bacon.

Comments

Popular posts from this blog

Tutorial: Mengunduh Data Keuangan Dari Yahoo! Finance

Membuat Tabel (Siap) Publikasi di Stata

Triangulasi (Metode Campuran)