Membuat Telaah Kritis (1)

Dalam komunitas akademisi, perihal kritik dan mengkritisi merupakan salah satu cara dialogis non-verbal melalui media publikasi ilmiah. Dialog-dialog ini disusun mengikuti rerangka berpikir kritis yang biasanya bertujuan untuk mengkaji suatu fenomena yang dijelaskan secara deduktif (mengkonfirmasi teori yang sudah ada) atau menampilkan fenomena baru yang diungkap secara induktif (mengeksplorasi kemungkinan adanya teori-teori baru). Kedua jenis makalah ini yang kemudian akan saling didiskusikan melalui publikasi pada jurnal-jurnal ilmiah.

Namun sebelum sampai pada suatu publikasi ilmiah, dalam taraf yang paling sederhana, peneliti biasanya membuat suatu kajian dari penelitian-penelitian terdahulu. Kajian ini merupakan suatu upaya penciptaan pemahaman peneliti dalam suatu topik, selain itu digunakan pula untuk membangun suatu penilaian terhadap makalah-makalah temuan yang sudah ada. Dengan upaya membedah dan mengevaluasi suatu studi, peneliti kemudian menuangkan penilaian, opini, atau pun ide dan solusi baru atas fenomena-fenomena yang diangkat oleh penelitian sebelumnya.

Telaah Kritis (critical review) dapat memberikan penilaian positif (dukungan) atau negatif (sanggahan) pada suatu tulisan akademis, yaitu dapat berupa artikel, laporan, essai dan buku. Kritik yang disampaikan memiliki beberapa kriteria yang tergantung dari disiplin ilmunya. Namun demikian telaah kritis secara umum akan memiliki dua bagian yang harus disajikan, ringkasan dan penilaian/evaluasi.


Pada bagian ringkasan, sajian utama adalah merupakan rangkuman dari keseluruhan isi sebuah tulisan yang mengemukakan paling tidak ide atau pertanyaan utama, argumentasi-argumentasi yang digunakan, struktur atau metode yang digunakan, bukti-bukti yang disajikan, kesimpulan, dan sejumlah pertanyaan baru untuk dijawab. Sedangkan pada bagian evaluasi penulis akan memberikan sejumlah penilaian terhadap aspek-aspek yang diangkat pada suatu tulisan, sesuai dengan apa yang telah disarikan sebelumnya pada bagian ringkasan.


Perlu diperhatikan ketika dalam membuat telaah kritis, kecenderungan penulis seringkali terjebak pada kesalahan-kesalahan mendasar. Sebaiknya pada bagian ringkasan, penulis jangan menuliskan kembali segala isi tulisan tersebut (menyalin) namun lebih baik menampilkan aspek-aspek penting yang nantinya akan dievaluasi. Hal lain yang harus diperhatikan adalah keselarasan antara ringkasan dan penilaian. Seringkali penulis terlalu banyak meringkas, namun minim penilaian atau bahkan dua segmen tersebut seolah lepas dan tidak terkait. Telaah kritis yang baik antar kedua segmen tersebut sebaiknya saling terkait dan terikat, dan sajiannya lugas (concise). Penggunaan abstraksi atau pendahuluan pada sebuah tulisan biasanya bisa memberikan gambaran luas mengenai sajian utama pada tulisan yang akan dikritisi.


Sumber Acuan:

http://www.lc.unsw.edu.au/onlib/critrev.html
http://www.monash.edu.au/lls/llonline/quickrefs/26-critical-review.xml
http://www.arts.monash.edu.au/aallu/resources-good-crit-review.pdf

Comments

  1. artikelnya bagus, ngasih ide baru untuk kerangka paper analisis kasus..
    tapi yg dimaksud kritis itu sebenernya yg gimana sih?
    ada ga sesuatu yg bisa dijadiin indikator? yg membantu kita melihat sudah kritis kah tulisan kita itu..
    trims

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tutorial: Mengunduh Data Keuangan Dari Yahoo! Finance

Membuat Tabel (Siap) Publikasi di Stata

Triangulasi (Metode Campuran)