Bagaimana Kamu Ingin Dididik?



Sejak di rahim ibu telah terjadi proses kehidupan. Kehidupan berjalan sesuai dengan pengetahuan yang didapatkan. Ibu mengelus perutnya sehingga jabang bayi merasakan kehangatan sentuhan. Musik klasik diperdengarkan dengan harapan otak bayi berkembang optimal. Semenjak banyak kejadian di luar rahim terjadi, bayi turut merasakan, merekam, dan akhirnya merespon. Sejak saat otak menerima stimulus dari dalam dan luar, sejak itulah pendidikan manusia dimulai.

Bagi kebanyakan orang, pendidikan memudahkan perjalanan hidup, terutama dalam hal ekonomi, kesejahteraan, kesehatan, dan kebahagiaan. Bagi orang lain, pendidikan merupakan bagian aktualisasi diri untuk mencapai kesempurnaan. Beberapa ajaran religius melihat pendidikan sebagai cara mencapai kedekatan dengan Tuhan. Dari banyak alasan tersebut, pendidikan tumbuh menjadi kebutuhan primer manusia modern.

Sebagai orang terdidik, saya membutuhkan pendidikan. Hidup saya menjadi lebih mudah karena banyak pengetahuan ada dalam kepala saya. Mulai dari timur ufuk matahari terbit hingga hubungan antar-sinapsis dalam sistem saraf manusia. Melalui lembaga pendidikan, saya menimba ilmu dan informasi untuk membangun atau mengubah cara pikir, atau sekedar memori pengetahuan belaka. Saya sadar bahwa tanpa pendidikan, mungkin saya tidak akan jadi seperti saya yang saat ini.

Kehidupan yang dinamis memunculkan banyak masalah kompleks yang tidak mudah dan cepat tertangani. Mereka yang memiliki aksesibilitas tinggi pada uang dan pengetahuan dapat mengatasi hal tersebut. Pendidikan memberikan solusi dalam menyiapkan manusia yang memiliki akses tersebut. Pendidikan memampukan manusia mempelajari berbagai alat dan cara untuk membentuk aksesibilitas tersebut. Namun demikian, justru kenyataanya masih banyak manusia Indonesia yang berpendidikan cukup dan tinggi yang tidak dapat membangun aksesibilitas tersebut.

Kegagalan pendidikan dalam upaya membangun manusia beraksesibilitas tinggi pada uang dan pengetahuan di Indonesia disebabkan sistem pendidikan yang tidak fleksibel. Saya tidak menyalahkan sistem pendidikan yang sudah ada dan pasti di Indonesia yang berlangsung selama bertahun-tahun. Namun karena kekakuan dan kepastiannya, sistem pendidikan Indonesia tidak bisa berubah cepat sesuai kecepatan perubahan jaman. Fleksibilitas rendah membuat manusia hasil pendidikan juga tidak dapat menyesuaikan diri pada kecepatan perubahan jaman. Oleh karena itu, sistem pendidikan Indonesia perlu diperbaiki fleksibilitasnya.

Acapkali manusia hasil sistem pendidikan Indonesia, menyalahkan sistem sebagai faktor utama kegagalan pencapaian kesejahteraannya. Namun seiring peristiwa itu terjadi, perbaikan sistem lebih sering bukan menjadi bagian dari solusi, kadang memang tanpa visi, lain sisi malah bahkan memperburuk kondisi. Alih-alih menyalahkan sistem, lebih baik kita memikirkan bagaimana sistem pendidikan Indonesia seharusnya bervisi dan bermisi demi pembangunan bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia. Oleh karena itu, mari kita rumuskan bagaimana kita ingin dididik. Jawablah pertanyaan “Bagaimana kamu ingin dididik?” dengan memberikan komentar Anda pada tulisan ini.

Comments

Popular posts from this blog

Tutorial: Mengunduh Data Keuangan Dari Yahoo! Finance

Membuat Tabel (Siap) Publikasi di Stata

Triangulasi (Metode Campuran)