Posts

Amor Vincit Omnia

Image
Ketika ‘Cinta’ berjaya mengalahkan segalanya. Mungkin hal ini terdengar naïve dan tolol. Seolah kita langsung menyandang gelar ‘budak cinta’. Seolah lantas kita terpasung dalam hidup kita untuk serba terjebak dalam mekanisme cara berada, yaitu dengan mengais-ngais rasa dari setiap orang sebagai keutamaannya. Serba berharap dari perjumpaan kita untuk selalu mendapat rasa yang sama. Lantas apakah hal ini salah, apakah ini hal yang memalukan? Apakah memiliki perasaan ‘cinta’ kepada orang lain itu lantas salah? Apakah jika sudah menjadi suami istri, kemudian tidak boleh ‘berperasaan cinta’ kepada orang lain? Ungkapan rhetoris itu pun membuka perihal tentang 'cinta'. Sumber gambar: https://en.wikipedia.org/wiki/Amor_Vincit_Omnia_(Caravaggio) Hal ini menjadi penting ketika makna ‘cinta’ semakin banal, semakin pragmatis, yang seolah cinta ini sama seperti ‘uang’ fungsinya. Tidak jarang kita mendapat penghakiman dari sekeliling kita, apalagi jika sudah menyangkut beda gender...

Ketika mereka berperang mengenai ‘Ada’

Image
Sumber gambar:  https://composerinthegarden.files.wordpress.com/2012/01/spiralshellwp.jpg “Mengapa yang ada itu ada? Bukannya tiada?” pertanyaan tentang ada ini adalah pertanyaan sejak filsafat zaman antik yang hingga kini telah menjadi kisah sepanjang zaman. Masalah tentang ‘Ada’ telah melahirkan berbagai macam pendekatan dan bangunan pilar-pilar ontologis untuk menjawabnya. Upaya pembunuhan metafisika oleh Heidegger yang mengembriokan filsafat eksistensialisme non-theistic, dan oleh Sartre ditegaskan bahwa eksistensi merupakan murni masalah manusia, karena tuhan tidak ada. Bahkan masalah ini pun muncul hingga pada era filsafat post-strukturalis sebagai upaya membangkitkan kembali metafisika oleh Deleuze, yang secara radikal bahwa hasrat manusia merupakan suatu causa sui . Jadi permasalahan ‘Ada’ itu sendiri jelas tidak hanya merupakan permasalahan otentisitas setiap insan manusia, tetapi juga akan menjadi masalah bagi siapa saja yang menjadi anak zaman. Mungkin kita ha...

Bahasa dan Kekeliruan Logika

Image
Kepada anak zaman nir akal yang baik, Selamat datang dunia 2017... Apa manfaat belajar logika? Tentu saja ini aneh untuk orang awam, karena logika adalah sesuatu yang sudah ada, digunakan, dialami, dan dimiliki seseorang yang nota bene waras. Lantas apa gunanya? E. Sumaryono (1999) dalam kata pengantar bukunya menyebutkan bahwa ada banyak keuntungan mempelajari logika, antara lain mempertinggi kemampuan untuk menyatakan gagasan-gagasan secara jelas dan berbobot, meningkatkan keterampilan menyusun definisi atas term dan kata-kata, serta memperluas kemampuan untuk merumuskan argumentasi dan memberikan analisisnya secara kritis. Akan tetapi, manfaat tertinggi adalah pengetahuan dan pengakuan bahwa akal budi atau nalar kita dapat kita terapkan pada setiap aspek kehidupan manusia. Dengan kata lain, kita menggunakan akal budi sebagai alat bereksistensi. Kartun Rene Descartes karya Joost Swarte. New Yorker cover art. Descartes menyatakan bahwa manusia seringkali ditipu oleh ibli...

Kaleidoscope 2016

Setelah cukup lama tinggal dan mengabdi di menara gading, tanpa romansa dan hanya ingatan akan luka.. Akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan kota penuh sejuta nostalgia. Kulempar dan kulepeh begitu saja segala pil-pil pahit yang ditawarkannya kepadaku. Pil kekuatan, Pil kepandaian, Pil kehormatan, Pil keaggungan, Pil apa lagi... apapun itu terasa pahit dan sulit dicerna. Segalanya adalah racun-racun bagi tubuhku ini... Untuk apa itu semua? Untuk dunia...? Aku memutuskan kembali pulang ke kota kelahiranku, untuk mempersiapkan segala impian yang tak kunjung nyata. Mimpi yang mulai menjadi ilusi. Kesemuan dibalik idealisme diri... Hmm..tidak, aku hanya pulang sebentar, hanya untuk menyiram tanaman-tanaman yang hampir kering.. tanaman yang kelak akan menjadikan tempat bernaung buat aku dan kamu dikala hujan deras. Toh ini hanya masalah di kesementaraan. Aku hanya butuh tempat embarkasi sebelum melompat ke momentum yang lain lagi. Berat hati... Sesak dan khawatir... Akan tetapi...

Pilar Pertama: Mental—Kecurigaan dan kedalaman pemikir seorang Soliter

Image
Sumber: http://saimg-a.akamaihd.net/saatchi/7488/art/1410234/674710-7.jpg Suatu hari aku membaca ulasan dalam blog seorang yang berprofesi pengajar . Dia begitu berapi-api, menarik dan menyulam berbagai benang pemikiran. Kesibukannya yang mencoba memahami realitas interaksi manusia, homo homini socius dibedahnya tanpa ampun. Buah-buah pemikiran dari nama-nama besar pemikir sosial pun menjadi bintang-bintang paling terang di antara gelapnya langit semesta. Tulisannya tidak mudah dikunyah, penuh dengan konsep dan konstruk, teori dan eksplanasi. Ketika aku membacanya pun mungkin secara naif aku dapat segera percaya, toh ketika aku membaca profilnya, ia menyandang gelar tertinggi yang dapat diraih seorang mahasiswa dalam pendidikan formal di negeri ini. Namun seorang guru pernah berujar, untuk menaruh curiga terhadap siapa saja yang mengklaim dirinya adalah sumber kebenaran, para filsuf dan sejenisnya.    Ada rasa kurang nyaman dan sekaligus kecurigaan. Bukan b...

Anomali

Image
Pagi ini aku membuka buku yang tadi malam kubeli dari toko. Kubedah pembungkus plastiknya dan lalu kucoba buka secara asal pada bagian halamannya, tanpa disangka aku tiba pada halaman berjudul ANOMALI: PR BANGSA! Menarik, ketika membuka teks hari pada hari kemerdekaan dan sudah hadir sebuah anomali. Namun aku jauh lebih terhenyak lagi ketika merunut untaian kalimat dan kata yang berhasil menghentikanku untuk mampir sejenak, …Anomali di ranah rasa: kegagalan relasi cinta atau interaksi rasa merasai (Sutrisno, 2013, hal.74). Hmm.. aku hanya sanggup menghela napas panjang. Kata anomali bukan terma asing untukku, bahkan justru kata itu menjadi pekerjaan panjang dalam ranah positivistik, yang baru berhasil kupecahkan secara sebagian. Namun ternyata anomali ini tidak hanya merepotkan di pasar modal, namun juga merepotkan pada level negara? Anomali tentu saja sebuah kata yang jamak dan tidak mengandung kesan berbahaya bagi awam. Namun bagaimanakah bagi si anomali itu sendiri? Apakah...