Posts

Aspek-Aspek dari Teori Sosial (2): Arah Penteorian

Image
Artikel sebelumnya telah ditunjukan peta-benak yang merupakan anatomi dari teori. Pernah juga telah dibahas mengenai pemaparan praktis, yaitu suatu prosedur pembuatan telaah kritis yang juga telah menyinggung arah penteorian. Pembaca dapat merujuk ke Membuat Telaah Kritis bagian ke-6 untuk mengetahui ihwal prosedur tersebut. Kali ini penulis akan menjelaskan dua arah penelitian yang memiliki keunikannya dan kesulitannya sendiri-sendiri. Dalam bidang filsafat sendiri, dua arah penelitian ini merupakan dinamika proses ‘mengetahui’ itu sendiri yang tidak bisa dipertentangkan begitu saja, mana yang lebih benar dan lebih unggul. Masing-masing arah adalah gerak penalaran manusia itu sendiri dalam menjelaskan realitas. Hal ini merupakan suatu cara memandang realitas itu dengan sudut pandang yang berbeda. Kita tidak bisa memandang bahwa dua sudut pandang tersebut dalam dikotomi biner, namun kenyataannya realitas selalu bersifat misteri yang membebaskan si penafsirnya dengan sudut pan...

Aspek-aspek dari Teori Sosial (1) : Pengantar

Image
Pada artikel sebelumnya, penulis membahas mengenai anasir-anasir pada teori ilmu-ilmu sosial. Artikel berikut ini, bertujuan untuk membahas lebih lanjut anatomi pada suatu teori. Hal ini berguna bagi pembaca untuk memahami segala kerumitan suatu teori. Suatu teori yang rumit, secara sederhana dapat dibedah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, yang paling tidak Neuman (2014) memaparkan ada lima aspek pokok, yang meliputi: (1) arah penteorian, (2) tingkat analisa, (3) fokus teoritis, (4) bentuk penjelasan, dan (5) jajaran suatu teori. Berikut dibawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai aspek-aspek tersebut. Bagan 1. Peta Benak (Mind-Map) Anatomi Suatu Teori Sosial  Rekomendasi Bacaan Neuman, W. L. (2014). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches (7th ed.). Harlow: Pearson Education Ltd.

Anasir-Anasir pada Teori Ilmu-Ilmu Sosial

Image
Sejauh apa anda mampu memahami kehidupan keseharian, sejauh apa anda dibuat bingung oleh kejadian-kejadian yang menghampiri kita, entah melalui berita, linamasa teman anda di media sosial, grup WhatsApp, atau cerita-cerita seseorang dari Instagram. Barang kali kita sering terpantik emosi kita yang lantas membuat kita tertawa pun menjadi geram, namun bagi siapa saja yang tidak ingin melalui kehidupan ini begitu saja, kadang kala fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita menuntut refleksi lebih dalam untuk mencari jawab atas tanya dalam benak kita. Tanpa sadar kita pun menjadi larut dalam pelayaran dalam dunia maya untuk mencari lebih dalam atau sekedar mencari informasi tambahan untuk memuaskan dahaga kecurigaan kita. Katakanlah fenomena poligami yang semakin marak dan “diamini” oleh kaum hawa, angka perceraian yang meningkat, berkelahinya antara ojek online dengan supir taksi beberapa tempo lalu, ekstrimisme beragama yang memicu intoleransi, ribut-ribut antar pendukung pasang...

Homo Digitalis (4): Pengangguran, Jejaring dan Ekonomi Informal (bagian II)

Image
“Masih nganggur aja! Kenapa gak jadi wirausaha aja, lo dah S-2 sayang kali kalau cuma jadi jongos di perusahaan, lagipula jarang lah perusahaan ngasih gaji lebih tinggi, kenyataannya gak jauh beda sama yang lulusan S-1..” Tidak jarang memang opini semacam itu dilantunkan oleh kebanyakan orang sebagai bentuk simpati dan sekaligus tawaran solusi kepada seorang temannya yang sedang menganggur. Tidak salah memang opini tersebut, namun menjadi wirausaha itu tidak gampang dijalankan, itu hanya mudah untuk diucapkan. Menjadi karyawan itu jauh lebih enak, nunggu disuruh-suruh aja, asal bisa bermuka manis dengan atasan, pinter-pinter berpolitik dalam organisasi, tahan dengan drama-drama yang terjadi di antara teman sejawat, terima dan bersyukur dengan gaji yang segitu-segitu aja. Dalam hal ini, menjadi wirausaha itu perlu mengubah pola pikir dan bahkan falsafah hidup. Artikel ini adalah lanjutan dari ulasan sebelumnya (lihat: Pengangguran, Jejaring dan Ekonomi Informal bag. I ) )mengenai rela...

Kaleidoscope 2018

Image
Percayakah kamu bahwa sebuah sejarah akan berulang? Seberapa yakinkah kamu bahwa jalan hidup seseorang sudah digariskan oleh sebuah takdir, bahwa seberapa kuat dirimu mendayung kapalmu, toh akhirnya hanya tiba pada sebuah tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Suatu predestinasi dalam hidup, yang membawa kita mengalami suatu kejadian yang sama dan berulang. Oh, semesta apakah rencanamu atas hidupku? Semesta dan cinta, sumber gambar: www.express.co.uk Sudah dua tahun berlalu semenjak kapalku berlayar, namun hanya bisa terombang-ambing di tengah-tengah samudera ketidakpastian. Apa yang hendak diimpikan dan dibangun dua tahun lalu lambat laun akan sirna. Kapal yang tadinya dibangun bersama, dengan lunas yang besar dan tiang-tiang layar yang begitu tinggi, porak-poranda diterjang badai keserakahan dan kepongahan. Pun sekarang, masing-masing awaknya menyelamatkan diri dengan sekoci kecil pribadinya, meninggalkan seorang nahkoda durjana bersama kapal bobroknya. Tahun ini, pela...

Homo Digitalis (4): Pengangguran, Jejaring dan Ekonomi Informal (bagian I)

Image
"Masih saja menganggur setelah lulus S2, ampun deh ngapain aja lo!" Membaca beberapa ulasan dari netizen dalam berbagai blog, menemukan isu yang menurut saya cukup mengena di diri saya pribadi. Sudah selesai program Master justru malah terjebak dalam zona pengangguran. Selamat datang! Saya ucapkan untuk para lulusan magister baru...  Lagi pundung akibat sulit diterima kerja, sumber:  drexel.edu )  Dunia pengangguran itu adalah dunia yang menyenangkan, selama anda mampu membatasi konsumsi, betah sendiri dan tahan menahan segala bentuk terpaan badai kenyinyiran, julid dan suudzon. Sejujurnya, menganggur itu adalah surga kecil yang hadir di dunia kapitalisme ini. Menganggur adalah setidaknya sebagai simbol anda sebagai manusia bebas. Ia menjadi oase bagi para budak-budak kaum kapitalis. Padang rumput hijau luas di luar kandang peternakan bagi sapi-sapi potong. Buah ranum manis hutan di luar area pertanian. Rasa gamang hati dan gentar peduli akibat anda menganggur...