Penyakit Aneh Para Penulis




Mengawali sebuah tulisan sering kali membuat kita tiba-tiba seperti “stuck in the moment”, tidak tahu harus menulis apa, pikiran tiba-tiba menjadi hilang, jari-jari terasa kaku, dan kemudian disusul rasa panik bahwa seolah bahwa kita tidak mampu melanjutkan tulisan kita. Akibat dari kondisi psikologis ini, tentu saja pekerjaan tidak akan pernah selesai. Keadaan ini bisa berlangsung singkat dan bisa juga berlangsung lama tergantung dari sejauh mana ide yang muncul sudah terlalu kering atau dianggap (oleh diri sendiri) tidak memadai untuk hadir sebagai sebuah tulisan.

Writer’s Block adalah keadaan dimana penulis mendadak kehilangan kemampuannya untuk menulis. Kondisi ini bisa saja menjangkiti siapa saja, tidak hanya seseorang yang tidak pernah menulis atau tidak punya kebiasaan menulis, para ahli pun (baca: sastrawan, wartawan, penulis buku, peneliti dan sebagainya) tidak jarang pernah mengalami kondisi ini.

Tingkat infeksi dari kondisi ini juga beragam tapi biasanya keadaan ini muncul ketika kita tidak mampu untuk menerjemahkan ide besar kita kedalam ide-ide yang akan disajikan dalam tulisan kita. Untuk mengatasi hal ini terdapat tips-tips untuk mengobati penyakit aneh penulis ini, antara lain:

Start now! Procrastination is really a serious crime. Ketika kita merasa tidak mampu untuk menulis, sebaiknya tetap fokus dalam tujuan kita. Kejahatan yang paling sering dan paling serius dilakukan oleh penulis adalah menunda-nunda pekerjaan. Mulailah dengan tulisan bebas (freewriting), apa saja yang ada di dalam benak kalian dan jangan pernah berhenti untuk mengecek. Tulisan bebas ini gunanya untuk memicu atau memberikan stimulus untuk bisa meramu ide dan mengembangkannya dalam paragraph tulisan kita. Jika kondisi benar-benar akut hingga bahkan satu kalimat pun tidak bisa dibuat, mulailah dengan kerangka paragraf, buatlah beberapa kombinasi ide kerangka, biarkan saja salah, yang penting tetap menulis. Ketika membuat kerangka pun tidak bisa, susunlah kata kunci – kata kunci dari topik besar yang ingin kita tulis kemudian carilah hubungan-hubungannya. Alternatif lain kalian bisa gunakan metode mind mapping, jangan khawatir bahwa peta pikirannya kusut, biarkan saja, intinya adalah mulai menulis! 
 
Beristirahat sejenak, kemudian kembali lagi. Ketika kita ditengah perjalanan dalam menciptakan susunan kata dan paragraf, terkadang kita mendadak terserang writer’s block ini. Kondisi ini sebetulnya akibat mental kita sudah menurun karena sebelumnya telah dijejali beragam bacaan dan sejuta pikiran yang berkaitan dengan tulisan kita. Dalam kondisi ini, ambil lima belas sampai tiga puluh menit untuk berjalan-jalan, baca majalah, bermain game, jika sudah merasa hambatan tersebut berkurang mulailah kembali. 

Memulai dari tengah proyek. Kegiatan menulis tidak harus linier, tetapi dapat dikerjakan secara parsial. Mulailah dari tengah-tengah, kerjakan dahulu bagian yang paling dikuasai atau disenangi, walaupun hasilnya kurang relevan biarkan saja, ingat anda masih berada tahap pertama dalam menyusun karya tulis, masih ada tahap-tahap berikutnya kan? 

Lakukan Ritual aneh. Beberapa orang dalam mengatasi kondisi yang mereka anggap sebagai beban, biasanya mereka melakukan kegiatan-kegiatan remeh, seperti membersihkan kamar, menghilangkan gangguan-gangguan, meraut pensil, dan lainnya. Kegiatan ini kenyataannya cukup efektif sebagai pemicu mental untuk memulai menulis. 

Kerjakan secara parsial. Tidak pernah ada tuntutan untuk menyelesaikan tulisan dalam sekejap mata. Buatlah rencana kerja terlebih dahulu, atur waktu rutin, tentukan deadline penyelesaian karya tulis, bagilah dalam beberapa fragmen tulisan (bab dan subbab), buatlah target harian yang masuk akal, dan mulai kerjakan dari yang paling sederhana terlebih dahulu. 

Nobody’s Perfect. Dalam tahap pertama ini, sebenarnya tulisan anda masih berupa draf, anda masih harus meraciknya lagi dalam komposisi yang pas paragraf-paragraf tulisan anda. Kenyataannya ketika anda justru ingin segalanya tampak sempurna, justru semakin anda terperosok dalam kesalahan-kesalahan. Biarkan saja draf anda berkembang, dalam tahapan berikutnya anda bisa merevisinya kembali.

Referensi

Neuman, W. L., (2001). Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approach (6th ed.). Boston: Allyn and Bacon.


Comments

Popular posts from this blog

Tutorial: Mengunduh Data Keuangan Dari Yahoo! Finance

Membuat Tabel (Siap) Publikasi di Stata

Triangulasi (Metode Campuran)