Pilar-Pilar Pembelajaran

Pengantar

Belajar adalah sesuatu kegiatan yang sungguh tidak menarik, tidak memberikan kenikmatan dan bahkan tidak pernah menyenangkan. Gambaran tersebut mungkin juga pernah kita alami. Jujur saja ketika saya menginjak bangku sekolah dasar dan menengah merasakan belajar sebagai sebuah kutukan. Saat itu pula saya merasa bahwa belajar itu milik siswa-siswa teladan yang memang mereka secara desain (baca: dilahirkan) memang sudah dilengkapi fitur-fitur “keajaiban” belajar. Mereka dengan mudahnya melahap buku-buku pelajaran sekolah dan bahkan soal-soal latihan diluar pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru kelas bisa dibabat dengan sekali tebas. Sedangkan saya, untuk memulai belajar itu sama seperti ketika dibangunkan waktu subuh dengan waktu beranjak tidurnya sudah kelewat larut. Satu kata, yaitu musuh bebuyutan.

Setapak demi setapak batu pendidikan dilalui, anak tangga jenjang akademis mulai didaki. Saya yang dengan kemampuan pas-pasan itu entah mengapa, ya secara “keajaiban” juga diterima untuk boleh melanjutkan pendidikan tinggi di salah satu Universitas ternama di Indonesia. Sejak saat itu kehidupan saya mulai carut-marut, stress tingkat tinggi, perasaan kalut campur aduk, pikiran hiruk pikuk, dan puncak pergumulannya ketika seorang kawan yang senasib sepenanggungan tiba-tiba berpamitan untuk bunuh diri karena dia merasa tidak mampu menanggung malu karena nilai hasil studinya sungguh memarjinalkannya.

Keadaanku waktu itu memaksa saya berpikir “mengapa?”. Mengapa belajar itu sulit? Mengapa pelajaran ini tidak menarik? Mengapa sudah membaca berulang-ulang tetapi tetap tidak bisa menguasai pelajarannya? Mengapa belajar merupakaan sesuatu aktifitas yang cenderung penuh paksaan? Seandainya saya tidak belajar, kemudian apakah lantas saya akan kehilangan masa depan, mengapa demikian? Mengapa dan mengapa, pertanyaan tersebut membanjiri segala ruang benak saya.

Berangkat dari pergumulan tersebut dan nyaris kehilangan harapan untuk terus maju, saya kemudian mulai mencari tahu. Saya membaca berbagai macam buku, mulai dari buku berjenis pengembangan diri (walaupun pada akhirnya buku-buku ini cuma memberikan efek placebo semata), catatan dan tulisan banyak orang di dunia maya hingga buku psikologi pendidikan. Dari beberapa buku yang saya baca itu, pada akhirnya hanya beberapa prinsip yang kemudian saya yakini bahwa inilah yang bisa menciptakan bahwa proses belajar itu menyenangkan. Lima prinsip tersebut selanjutnya akan menjadi pilar-pilar pembelajaran. Lima pilar tersebut meliputi mental, passion, curiousity, discipline and consistency, and imagination and creativity. Tanpa saya sadari ketika ingin keluar dari segala problematika tersebut, ternyata saya telah belajar. Keyakinan saya adalah bahwa proses yang tak kenal lelah dalam belajar untuk belajar, setiap orang akan memilikinya dengan gayanya sendiri, dan yang paling penting adalah menyadari kebutuhannya dan mulai mencarinya.

Bersambung... Pilar Pertama: Mental

Comments

Popular posts from this blog

Tutorial: Mengunduh Data Keuangan Dari Yahoo! Finance

Membuat Tabel (Siap) Publikasi di Stata

Triangulasi (Metode Campuran)