Neuroeconomics

Sebuah aliran ilmu radikal, ambisius dan mengarah kepada membangun teori universalis untuk melahirkan pemahaman-pemahaman mengenai pengambilan keputusan atas pilihan-pilihan realita yang dihadapi oleh manusia. Ya Neuroeconomics, disiplin baru di dalam ilmu ekonomika mikro yang ingin menggali beragam pengertian dari tingkatan terdasar yang saat ini diketahui oleh manusia, yaitu jalinan syaraf-syaraf otak manusia! Ilmu ini secara radikal bercita-cita besar untuk mengupayakan dari termikro hingga termakro, dari gen hingga biosfer (tentu saja manusia saat ini masih terbatas pada kebebasannya, ruang yang tidak terjamah alam pikiran, disini: beyond gene and biosphere). Neuroeconomics merangkul beragam disiplin ilmu, membongkar batas-batas, dan menyatukannya antara lain: gene,brain,cognition,sociosphere.

Sumber gambar: www.lovethispic.com

Lahirnya ilmu ini akibat kesadaran para ekonom yang tidak mampu menjelaskan apa yang diprediksi oleh teori merupakan pilihan-pilihan baru yang mungkin mengikuti perangkat-perangkat yang diobservasi dari berbagai pilihan-pilihan sebelumnya (Glimcher & Fehr, 2014). Keterbatasan ilmu ekonomi yang berpegang pada teori-teori ekonomika neo-klasik, pada hakikatnya ada ruang-ruang yang diabaikan (mendasari pada sifat metode positivistiknya), menjadikan tuntutan bantuan disiplin ilmu neuroscience untuk menjawab masalah-masalah yang berfokus pada pilihan konsumen, penilaian permainan judi berisiko, dan pemikiran strategis. Sehingga teori neuroeconomic pada individu akan menggantikan fiksi dari suatu utility-maximizing individual, yang memiliki sebuah tujuan akhir dengan mendekonstruksi bagaimana komponen-komponen dari individu – regional otak, kontrol kognitif, dan sirkuit syaraf – berinteraksi dan berkomunisaksi untuk menentukan perilaku dari individunya (Camerer, 2007).

Dari pemaparan di atas, ada beberapa landasan filsafat yang dapat digunakan untuk mendampingi neuroeconomics. Bahwa masalah utama dari ekonomi bukanlah kelangkaan namun lebih kepada pilihan, masalah pilihan yang dihasilkan atas hasil proses rasional atau irasional, baik secara deskriptif atau pun normatifnya (Thaler, 2015). Sehingga bahwa dalam kesehariannya apabila manusia sejatinya tidak bisa bebas dari pilihan-pilihannya maka apakah ada pada mereka sebuah kehendak bebas?

...Manusia tertipu dengan pemikiran bahwa mereka bebas... Dalam hal ini menjadikannya ide mereka mengenai kebebasan, yaitu bahwa mereka tidak mengetahui setiap penyebab dari tindakan-tindakannya. -Benedictus de Spinoza-

Manusia schizo mempraktikan ekonomi dan politik, dan seluruh sexualitasnya hanya suatu masalah ekonomi (Deleuze & Guattari, 1983).

Faktanya adalah bahwa kesadaran secara alamiah merupakan tempat dari ilusi... Urutan penyebab-penyebabnya tersusun melalui: setiap badan dan penambahannya, setiap ide atau setiap mind dalam pemikiran dikomposisikan melalui karakteristik dari relasi-relasi yang menentukan bagian-bagian dari badannya, bagian-bagian dari ide itu (Deleuze, 1988).

Bahwa dari dasar pemikiran Spinoza mengenai manusia itu pada dasarnya tidak memiliki kehendak bebas, implikasi dari ide ini adalah pada neuroeconomics manusia dapat dijelaskan dengan apa yang terjadi pada mind mereka, ilusi-ilusi yang diproduksi oleh mesin hasrat mereka. Sehingga manusia mengambil keputusan hanya berdasarkan apa yang bekerja dan diproduksi dalam syaraf-syaraf mereka yang telah terprogram melalui aktivitas kesehariannya, yang manusia itu tanpa sadar bertindak berdasarkan aspek subliminal yang masuk kedalam ingatan mereka, diprogram oleh budaya, yang ini tentu saja sejalan dengan ide dari Geert Hoftede, Clifford Geertz, Anthony Giddens dan Pierre Bourdieu—meskipun fokus bahasan masalah mereka berbeda.

Daftar Bacaan

Camerer, C. F. (2007, March). Neuroeconomics: Using Neuroscience to Make Economic Predictions. Economic Journal, 117, C26-C40.
Deleuze, G. (1988). Spinoza: Practical Philosophy. San Fransisco: City Lights Books.
Deleuze, G., & Guattari, F. (1983). Anti Oedipus: Capitalism and Schizophrenia. Mineapolis: University of Minnesota.
Glimcher, P. W., & Fehr, E. (2014). Neuroeconomics: Decision Making and the Brain (2nd ed.). London: Elsevier.
Thaler, R. H. (2015). Misbehaving: The Making of Behavioral Economics. New York: W.W. Norton & Company, Inc.

Comments

Popular posts from this blog

Tutorial: Mengunduh Data Keuangan Dari Yahoo! Finance

Membuat Tabel (Siap) Publikasi di Stata

Triangulasi (Metode Campuran)